Terima Kasih sudah mengunjungi blog PARSA AGAM, kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya blog ini

Senin, 18 Juli 2011

SITUS & BCB KEC. TANJUNG MUTIARA

TOPAH ATAU TAUFAH
Topah memiliki nama lain yang dikenal sebagai ”kitab kuning” merupakan sebuah kitab yang disimpan di rumah Keluarga Sidi Rosman Rang Kayo Bungsu (73 tahun), di jalan Raya Tiku-Manggopoh. Topah diyakini oleh masyarakat sebagai kitab keramat.

GOBAH

Gobah merupakan komplek pekuburan bagi pemimpin Islam tempo dulu yang terletak di tepi pantai Tiku. Gobah tersebut diberi atap dan dinding. Namun kondisi gobah dalam keadaan kurang terawat, terlihat dari kondisi atap dan dinding yang mulai lapuk dan rumput-rumput liar yang dibiarkan tumbuh disekeliling Gobah. Disamping Gobah terdapat mesjid yang dikenal dengan mesjid gobah dan masih berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Islam disekitarnya..
Di dalam Gobah tersebut terdapat 3 buah makam yaitu makam Syekh Abdullah dan dua murid Beliau yaitu Syekh Jabar dan Syek Lazim. Menurut Labai Muis (cucu Syekh Abdullah, 78 tahun, suku Jambak), ketiga orang tersebut yang mengmbangkan ajaran Islam di Tiku. Murid – murid mereka bersal dari berbagai daerah di Minangkabau seperti Kamang, Bukittinggi, sasak, Aia Bangih dan daerah-daerah lain.
Saat ini, Komplek Gobah dijadikan oleh para pengikut/muridnya sebagai tempat untuk melakukan ziarah sesuai dengan nazar mereka.

SITUS & BCB KEC. TANJUNG RAYA

MUSEUM DAN RUMAH KELAHIRAN BUYA HAMKA

Buya HAMKA lahir di Sungai Batang. Rumah tempat kelahirannya saat ini dipugar dan difungsikan sebagai museum HAMKA. Di dalam museum ini, terdapat berbagai buku hasil karya HAMKA, foto, beberapa tongkat dan baju yang digunakan pada masa hidupnya. Penggunakan museum diresmikan pada tanggal 11 November 2001. Tujuan dari pendirian museum ini adalah agar HAMKA tetap dikenal dan diteladani oleh generasi mendatang.

MAKAM DAN PERPUSTAKAAN SYEKH DR. H. ABDUL KARIM AMARULLAH (INYIAK RASUL)
Syekh Dr. H. Abdul Karim Amarullah lahir pada tanggal 17 safar 1296 H atau 9 Februari 1879 M di Maninjau. Wafat di Jakarta pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1364 H atau 3 Juni 1943 M. Beliau adalah ayah dari Buya HAMKA. Pada mulanya makam nya berada di Jakarta dan kemudian dipindahkan ke Maninjau. Di sisi makamnya dimakamkan adiknya yang bernama Syekh Yusuf Amarullah yang lahir pada tanggal 25 April 1889 dan wafat pada tanggal 19 oktober 1972.
Pada saat ini, komplek makam dilengkapi dengan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Inyiak Rasul.
Menurut cucu H. Abdul Karim Amarullah (Salma, 67), perpustakaan ini awalnya adalah rumah tempat Inyiak Rasul lahir dan dibesarkan. Disamping itu rumah ini juga merupakan tempat beliau bekerja dan menulis.
Di dalam perpustaakaan terdapat 2 buah lemari, yang berisi berbagai macam hasil karya Inyiak Dr. H. Abdul Karim Amarullah, satu set kursi tamu dan sebuah meja untuk buku tamu. Di depan perpustakaan terdapat komplek makam H. Abdulkarim Amarullah. Suasana yang tenang dan nyaman akan menyambut pengunjung ketika berada di tempat ini.
Pengadaan pustaka tersebut merupakan usaha bersama dari keluarga Buya HAMKA yang ada di kampung. Saat ini pengembangannya sudah mulai mendapatkan perhatian dari keluarga yang ada di rantau dan berbagai pihak, khususnya yang peduli terhadap ilmu pengetahuan umum, Agama dan Sastra.

MAKAM SYEKH AMARULLAH
Syekh amarullah dikenal juga sebagai Inyiak Kaluak atau Syekh Pariaman. Beliau adalah kakek dari Buya HAMKA. Kondisi makam beliau sampai sekarang masih terawat dengan baik dan di beri atap dengan ukuran 6 x 3m. Batu nisan makam berjumlah 2 buah yang berbentuk Pallus yang terbuat dari batu alam dengan ukuran yang berbeda

WISATA ALAM KECAMATAN TANJUNG MUTIARA

PANTAI BANDAR MUTIARA
Pantai Bandar Mutiara terletak tidak jauh dari jalan raya Pariaman – Lubuk Basung, dengan jarak lebih kurang 100 meter dari jalan raya, dengan demikian akan memudahkan pengunjung untuk menikmati pantai yang bersih, rindang dan alami. Pantai ini terletak di jorong Banda Gadang, Kenagarian Tiku Selatan

PANTAI TIKU

Pantai Tiku terletak setelah pantai Bandar Mutiara dari Pariaman. Pantai Tiku biasanya sering digunakan sebagai tempat acara-acara tahunan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitarnya maupun dari daerah luar. Pengunjung yang datang biasanya dapat menikmati keindahan pantai dan kemeriahan acara yang diadakan beberapa kali dalam setahun, misalnya perayaan hari Raya Idul Fitri, Tahun Baru dan Tujuh Belasan. Pantai ini terletak di Jorong Pasir Tiku, Kenagarian Tiku Selatan.

WISATA ALAM KEC. TANJUNG RAYA

TAMAN WISATA MUKO-MUKO
Muko-muko adalah kawasan yang berlokasi dipinggir danau Maninjau berdekatan dengan PLTA. Tempat ini menyajikan pesona tersendiri karena didukung oleh beberapa fasilitas seperti taman rekreasi, tempat ibadah, tempat bermain anak dan juga pulau legenda

AIA TIGO RASO
Aia Tigo Raso atau Air Tiga Rasa adalah salah satu objek wisata yang paling unik yang ada di Kabupaten Agam. Disebut unik karena dalam satu kolam terdapat tiga rasa, yaitu manis, asam dan pahit. Karena keunikan dari air ini banyak turis yang datang baik turis lokal maupun turis asing, karena air ini dipercayai dapat menyembuhkan penyakit kulit, dan yang lebih utama air ini dapat membuat orang awet muda

AGRO WISATA KELOK 44
Kelok 44 wisata alam yang menarik untuk dinikmati, karena disepanjang perjalanan, dapat dinikmati keindahan danau dan kera-kera jinak yang berkeliaran sepanjang jalan. Kelok 44 dimulai di kelok 1 dari Danau Maninjau menuju ke Bukit Tinggi.

AIR TERJUN GADIH RANTI
Air Terjun Gadih Rantih terletak 1,6 Km dari jalan Raya Lubuk Basung – Maninjau, dan berdekatan dengan bendung irigasi Batang Antokan. Secara rinci akses menuju lokasi air terjun ini melalui jalan Lubuk Sao – Arikia. Sepanjang 600 meter menuju lokasi masih jalan setapak. Saat ini telah terdapat Gazebo tempat wisata dilokasi air terjun. Air terjun ini terdiri dari beberapa tingkat.
Keindahan dan kealamiannya menjadi daya tari tersendiri bagi pengunjung. Satu hal yang menjadi daya tarik adalah tidak adanya Pungli (pungutan liar) bagi pengunjung yang akan menikmati suasana air terjun ini.
Pemandian Gadih Rantih berada diatas air terjun Gadh Rantih, menurut mitos rakyat setempat pada masa dulunya terdapat seorang gadis yang bernama Gadih Rantih dengan perawakan menawan dan berambut panjang yang selalu menjadi tempat tersebut sebagai tempat pemandiannya. Dilihat sekilas pemandian ini mengandung misteri yang tak terungkap, dimana batu alam yang besar seolah diukir menjadi kolam/wadah untuk menampung air dan berendam. Namun demikian objek wisata ini tetap menjadi daya tarik disamping karena airnya yang bersih dan lokasinya yang terlindung.

Senin, 07 Maret 2011

KECAMATAN MATUR

AMBUN PAGI
Objek wisata ini terletak di Desa Padang Gelanggang sekitar 24 Km dari Kota Bukittinggi. Dari tempat ini dapat dinikmati keindahan Danau Maninjau. Panorama Embun pagi ini terletak diketinggian lebih kurang 1000 meter dari permukaan laut. Objek wisata ini telah dilengkapi dengan fasilitas hotel serta penjual-penjual souvenir seperti tas, tikar, topi, dan lain-lain.

PUNCAK LAWANG / XIII NAN BASA
Puncak Lawang dan XIII Nan Basa adalah 2 objek wisata yang berada di Puncak Bukit yang menghadap ke danau, yang terletak kira–kira 30 Km dari kota Bukittinggi. Objek wisata ini terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Dari sini anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang memukau dengan danau Maninjaunya yang eksotis. Puncak Lawang juga terkenal sebagai lokasi take-off paralayang terbaik di Asia Tenggara.
Setiap tahun, di sini digelar kompetisi paralayang yang diikuti oleh penerbang-penerbang lokal maupun mancanegara. Di Puncak Lawang anda pun bisa berjalan-jalan di perkebunan tebu menyaksikan proses pembuatan gula lawang yang masih sangat tradisional. Anda yang menyenangi petualangan bisa berjalan-jalan menuruni bukit menuju danau atau melewati hutan lindung ke arah Embun Pagi.

Rabu, 02 Maret 2011

TAMBUA PUPUIK BATANG PADI

Tambua Pupuik Batang Padi merupakan alat musik gendang tradisional Minang Kabau khusunya di Kabupaten Agam. Tambua Pupuik Batang Padi dimainkan oleh Minimal 10 (sepuluh) orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau.

Peralatan yang digunakan dalam Tambua Pupuik Batang Padi adalah :
1. Tambua minimal 7 (tujuh ) buah
Tambua terbuat dari tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 40 – 50 cm dengan garis tengah 35 – 45 cm. Untuk ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari kapsul kayu itu. Tabung itu ditutup dengan kulit kambing pada kedua sisi yang dikencangkan lilitan tali.
Dalam setiap permaianan, bila tambua berjumlah 7 buah , maka 4 buah tambu di pukul dengan nada dasar ( umpang – umpang ), dan 3 tambua di pukul untuk meningkah, bila tambua berjumlah 9 buah , maka 5 buah tambua di pukul dengan nada dasar ( umpang – umpang ), dan 4 tambua di pukul untuk meningkah.
Menurut pameo orang tua dulu, jumlah tambua tidak boleh genap melaikan ganjil.
2. Talempong 2 (dua ) pasang
adalah sebuah alat musik pukul khas suku bangsa Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

3. Kitak / Gadabiak 2 (dua) buah
Sejenis rapaih / rebana namun berbeda biasanya, bubutan kayu pada kitak serta ketebalan tabung agak lebih dibanding dengan rebana.

4. Pupuik Batang Padi
Alat tiup yang terbuat dari jerami yang dibuat khusus, untuk pelantang suara pupuik digunakan jalinan daun kelapa berbentuk kerucut ( seperti terompet ). Pupuik ini merupakan komando mulai dan selesai serta mengatur tempo permainan tambu untuk menciptakan permainan yang harmoni.

Tambua Pupuik Batang Padi biasa digunakan untuk Maharak Anak Daro / Marapulai pada prosesi adat perkawinan di Kabupaten Agam. Tambua ini tidak dimiliki oleh seluruh kecamatan yang ada di Kab. Agam. Cabang seni ini hanya dapat di Jumpai di Kecamatan Tanjung Raya, Matur dan Palembayan.

Senin, 21 Februari 2011

TAMBUA TANSA KABUPATEN AGAM


Tambua Tansa merupakan alat musik gendang tradisional Minang Kabau. Alat ini di tabuh oleh Minimal 4 (empat ) orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau. Selain itu Tambua Tansa biasanya juga di iringi ole alat musik lain seperti Talempong, pupuik tanduak / sarunai dan juga pupuik batang padi. Dengan alat ini maka bunyi Tambua Tansa akan semakin ramai.

Tambua yang terbuat dari tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 40 – 50 cm dengan garis tengah 35 – 45 cm. Untuk ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari kapsul kayu itu. Tabung itu ditutup dengan kulit kambing pada kedua sisi yang dikencangkan lilitan tali.
Tansa berupa bejana berbentuk kuali dengan diameter 14 inch. terbuat bahan alumunium yang permukaannya ditutup kulit tipis, pada awal perkembangan tambua tansa dipakai kulit kijang, namun sesuai dengan perkembangan zaman, kulit kijang sudah mulai tidak pakai lagi, saat ini tansa memakai mika plastic / drum head. Alat ini digunakan sebagai pemandu pukulan pemegang Tambua juga sebagai komando dalam pergantian lagu, mulai dan selesai. "Kalau didengar, perpaduan dua alat musik itu tercipta paduan bunyi yang harmoni ( serasi, seimbang, selaras, senada dan seirama).
Tambua Tansa berfungsi untuk mengumpulkan orang banyak, biasanya pada acara gorong royong, alek nagari, dalam alek ( pesta ) perkawinan, tambua tansa begitu penting, sebagai penyemarak suasana. Suasana alek akan terasa hambar tanpa gemuruhnya bunyi tambua tansa.

Tambua Tansa juga dimanfaatkan untuk menyambut tamu kehormatan. Biasanya dalam kunjungan pejabat ke daerah.

Di Kabupaten Agam, Tambua Tansa pertama kali berkembang di Batu Hampa Kecamatan Lubuk Basung, dikarenakan masyarakat Batu Hampa mayoritas berasal dari Salingka Danau Maninjau, Tambua Tansa mulai di kenal oleh masyarakat di Kecamatan Tanjung Raya, bahkan saat ini Tambua Tansa berkembang pesat dan membudaya di masyarakat salingka Danau Maninjau bila di bandingkan di Batu Hampa dan daerah lain seperti Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Matur, Kecamatan Palembayan, Kecamatan Malalak, Kecamatan Baso dan Kecamatan Palupuh.

Menurut pakar Tambua Tansa Kabupaten Agam Z St. JANAIK Tambua Tansa di Kabupaten Agam mempuyai beragam lagu dan motif pukulan seperti :

1. Lagu Wajib = Atam
Lagu Atam terbagi menjadi :
a. Atam Sikapak
b. Atam Pariaman
c.

2. Lagu Pilihan :
a. Sikapak Bayang dengan 6 tanggak / motif pukulan.
b. Panggang Kakok dengan 7 tanggak / motif pukulan.
c. Siamang Tagagau dengan …tanggak / motif pukulan.
d. Rapaih dengan …tanggak / motif pukulan.
e. Tokok Balua dengan …tanggak / motif pukulan.
f. Puta Dadu dengan …tanggak / motif pukulan.
g. Drumband dengan …tanggak / motif pukulan.
h. Mars Duo Baleh dengan 12 Tanggak / motif pukulan.
i. Madayan dengan …tanggak / motif pukulan.

3. Lagu Bebas
a. Tokok Aguang
b. Tokok Lasuang
c. Oyak Tabuik

Kamis, 17 Februari 2011

SIMUNTU KABUPATEN AGAM

Tidak ada yang tahu dari mana dan siapa yang mencetuskan apa itu simuntu. Ada kemiripan dengan tradisi Halloiueen di negeri Barat sana. Bedanya, dandanan anak-anak bule itu merefleksikan berbagai hantu yang menyeramkan,
sedang-kan simuntu justru menunjukkan kreativitas Anak Nagari Salingka Danau Maninjau Kec. Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat dalam memposisikan hantu sebagai penyenang hati.
Kehadiran simuntu mengajarkan kepada anak-anak bahwa hantu itu tak ada. Yang ada hanya sebuah sosok yang didandani sejelek mungkin. Sehingga, esensi rasa takut bagi anak-anak teralih kepada sesuatu yang nyata.
Festival simuntu biasanya dilakukan setelah salat Idul Fitri atau Idul Adha dengan ritual rias yang menyeramkan bagi anak-anak, namun mengundang senyum para orang tua yang melihat anak-anak berpakaian seram datang ke rumah-rumah mereka.
Biasanya seluruh tubuh simuntu dibungkus daun kering ( Ijuak, Karisiak dan lain-lain). Anak-anak merangkainya menjadi pakaian utuh, mulai baju hingga celana.
Tak sedikit pun bagian tubuhnya yang kelihatan. Sementara mukanya ditutupi dengan topeng yang dibuat dari kertas kardus bekas yang kemudian dilukis seseram mungkin. Misalnya dengan menampilkan wajah binatang seperti serigala, atau sosok lain yang mereka bayangkan. Tapi, beberapa simuntu ada yang memakai sebo, penutup kepala.
Setelah selesai berdandan, simuntu akan diarak teman-temannya. Sambil menabuh empat sampai sembilan tambur dan tansa, mereka mendatangi rumah-rumah penduduk. Jalan mereka dibuat seperti gorila raksasa diiringi tarian jenaka.
Jika telah mendengar bunyi tambur bertabuh-tabuh, orang-orang akan berdiri di pintu memegang uang receh. Saat sampai di pintu sebuah rumah, simuntu akan menari-nari sehingga melahirkan suara gesekan bulu-bulunya yang lebat. Tarian itu berlangsung sampai si empunya rumah memasukkan uang receh ke kantong plastik besar yang tergantung di leher Simuntu.
Festival arak-arakan simuntu menambang, minta sumbangan, dimulai dari kantor wali nagari. Semua perkakas seperti tambur, tansa, akan disimpan di kantor pemuda, untuk dipakai esok hari. Setiap hari biasanya ada empat sampai enam simuntu yang memeriahkan lebaran. Mereka mendatangi setiap rumah meminta sumbangan, dan biasanya uang terkumpul digunakan untuk kegiatan kepemudaan, masjid, atau membantu masyarakat yang terkena musibah

Senin, 17 Januari 2011

TALEMPONG AGUANG / TALEMPONG UWAIAK-UWAIAK

Talempong Aguang atau Talempong Uwaiak-Uwaiak adalah seni tradisi Kabupaten Agam yang sudah mulai langka, seni ini hanya dapat di temui di Enam Koto Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam ( Nagari Koto Kaciak, Koto Malintang, Koto Gadang, Paninjauan dan Duo Koto ) dan beberapa daerah di Kecamatan lain seperti Kecamatan Matur dan Palembayan.
Peralatan yang di gunakan pada talempong aguang ini seperti 5 – 6 Buah Talempong , 1 buah Aguang /Gong, Gendang dan peralatan pendukung lain seperti Lesung, Botol atau peralatan dapur lainnya.
Gong (aguang dimainkan dengan menggunakan dua alat penabuh, pertama metal seperti sendok makan atau kayu dan penabuh lainnya adalah buah nangka yang berukuran lebih dari satu kepalan tangan, Pola permainan 1 buah gong dalam ensambel talempong duduak ini membuat pola ritme sendiri yang dapat digunakan hampir untuk semua repetoar. Yang menarik dan spesifik adalah perkawinan hasil bunyi penabuh sendok dan buah nangka mengesankan ada dua buah gong yang dimainkan.),
Alat musik pengiring yang agak spesifik hadir dalam ensambel talempong Aguang memperkuat ritme gendang dan melodi talempong. Dalam hal ini, ritme Alat musik pengiring sejalan dengan ritme gendang serta melodi talempong. Alat musik botol yang digunakan dalam ensambel lebih bersifat pengatur tempo, sedangkan gong memberi tekanan pada ritme gendang.
Talempong Aguang biasa di mainkan untuk penyemarak Alek Perkawinan dan ini pun biasaya di mainkan oleh kaum ibu ( Uwaiak – Uwaiak ) sembari memasak di dapur / tungku sambil menunggu nasi dan sambal masak, mereka bergembira sambil menari dan bercanda ria dengan menggunakan properti peralatan dapur menambah riuh permainan talempong aguang ini.
Tiap daerah di Enam Koto mempunyai lagu talempong yang berbeda, seperti Cancang Rabuang, Ratok Tirama, Singgalang Jaya dan lain sebagainya.
Untuk melestarikan seni tradisi ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Agam mengadakan festival atau pertandingan Talempong Aguang agar seni ini tidak hilang dan kembali memasyarakat di Kabupaten Agam.



Selasa, 11 Januari 2011

URANG SUMANDO DI MINANG KABAU


URANG SUMANDO TABAGI 6

1.      Urang Sumando Kacang Miang.

Mambuek kusuik nan salasai
Mangaruah korong jo kampuang
Bumi sampik alam tak sunyi
Dio manjadi upeh racun

2.      Urang Sumando Langau Hijau

Atah taserak dinan kalam
Intan tacicia sadang bada
Ulek tingga inyo pun tabang
Langau nan indak malengong lai

3.      Urang Sumando Kutu Dapua

Indak bajalan ilia mudiak
Korong jo kampuang indak tatampuah
Karib jo kirabat indak paduli
Namuah manumbuak jo batanak
Lah samak jalan ka tapian
Lah kalam jalan ka pintu
Lah elok langkah ka dapua
Asa sanang bini awak
Mati ayanm mati tungau
Sadanglah dunia candi itu.

4.      Urang Sumando Lapiak Buruak

Iyolah urang kalangkahan
Manjadi ijuak panaba
Patang pagi dikicuah bini
Awak kasiah bini manggendeang
Asa bini tak dapek malu
Asa carai jan disabuik
Bialah awak jadi landasan

5.      Urang Sumando Bapak Paja

Inyo umpano kumbang janti
Datangnyo rancak pai pun rancak
Pulang sanjo pai lah pagi
Satu pun indak dapek di arokan
Pandai manggulai tak baraia
Kanyang dek gulai ambuang-ambuang
Mabuak bamain muluik manih
Raso di tapak tangan sajo

6.      Urang Sumando Niniak Mamak

Itulah bumi langik kito
Kaganti cincin dengan galang
Pajuang panji tampek balinduang
Kaganti sitawa jo sidingin
Panjang nan kamangarek
Singkek nan ka mauleh
Dalam aka budi bicaronyo faham elok kito basamo
Lahie bathin tak baupatan.

Senin, 10 Januari 2011

MACAM WANITA DI MINANGKABAU

Kalau syara’ mangato adat mamakai, maka syara’ mangatokan wanita itu tiang nagari, bila baik wanita baik nagari dan jika rusak wanita akan rusak nagari

Di Minangkabau wanita di klasifikasikan menjadi 3, yaitu :

1. Parampuan

Tapakai taratik dengan sopan
Mamakai baso jo basi
Tau di ereang dengan gendeang
Tau kapado sumbang salah
Takuik kapado Allah jo Rasul
Muluik manih baso katuju
Pandai bagarau samo gadang
Hormat kapado ibu jo bapak baitu pulo jo urang tuo.

2. Simarewan

Faham sabagai gatah caia
Iko elok etan katuju
Bak cando pimpiang di lereang
Bagai baliang-baliang dipuncak bukik
Kamano angin inyo kakian
Bia balaki umpano tidak
Itulah bathin kutuak Allah
Isi narako tujuah lampih.

3. Mambang Tali Awan

Iyolah parampuan tinggi ati
Kalau mangecek samo gadang
Atau barundiang di nan rami
Angan-angan indak ado ka nan lain
Tasambia juo laki awak
Dibincang-bincang bapak si upiak
Atau tasabuik bapak si buyuang
Sagalo labiah dari urang
Baiak tantang balanjo nyo
Baiak kasiah ka suami
Dirumah jarang baranjak-ranjak
Dilagakkan mulia tinggi pangkek
Sulik nan lain mayamoi
Walau suami jatuah hino
Urang disangko tak baiduang
Puji manjulang langik juo.