Terima Kasih sudah mengunjungi blog PARSA AGAM, kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya blog ini

Senin, 18 Juli 2011

SITUS & BCB KEC. TANJUNG MUTIARA

TOPAH ATAU TAUFAH
Topah memiliki nama lain yang dikenal sebagai ”kitab kuning” merupakan sebuah kitab yang disimpan di rumah Keluarga Sidi Rosman Rang Kayo Bungsu (73 tahun), di jalan Raya Tiku-Manggopoh. Topah diyakini oleh masyarakat sebagai kitab keramat.

GOBAH

Gobah merupakan komplek pekuburan bagi pemimpin Islam tempo dulu yang terletak di tepi pantai Tiku. Gobah tersebut diberi atap dan dinding. Namun kondisi gobah dalam keadaan kurang terawat, terlihat dari kondisi atap dan dinding yang mulai lapuk dan rumput-rumput liar yang dibiarkan tumbuh disekeliling Gobah. Disamping Gobah terdapat mesjid yang dikenal dengan mesjid gobah dan masih berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Islam disekitarnya..
Di dalam Gobah tersebut terdapat 3 buah makam yaitu makam Syekh Abdullah dan dua murid Beliau yaitu Syekh Jabar dan Syek Lazim. Menurut Labai Muis (cucu Syekh Abdullah, 78 tahun, suku Jambak), ketiga orang tersebut yang mengmbangkan ajaran Islam di Tiku. Murid – murid mereka bersal dari berbagai daerah di Minangkabau seperti Kamang, Bukittinggi, sasak, Aia Bangih dan daerah-daerah lain.
Saat ini, Komplek Gobah dijadikan oleh para pengikut/muridnya sebagai tempat untuk melakukan ziarah sesuai dengan nazar mereka.

SITUS & BCB KEC. TANJUNG RAYA

MUSEUM DAN RUMAH KELAHIRAN BUYA HAMKA

Buya HAMKA lahir di Sungai Batang. Rumah tempat kelahirannya saat ini dipugar dan difungsikan sebagai museum HAMKA. Di dalam museum ini, terdapat berbagai buku hasil karya HAMKA, foto, beberapa tongkat dan baju yang digunakan pada masa hidupnya. Penggunakan museum diresmikan pada tanggal 11 November 2001. Tujuan dari pendirian museum ini adalah agar HAMKA tetap dikenal dan diteladani oleh generasi mendatang.

MAKAM DAN PERPUSTAKAAN SYEKH DR. H. ABDUL KARIM AMARULLAH (INYIAK RASUL)
Syekh Dr. H. Abdul Karim Amarullah lahir pada tanggal 17 safar 1296 H atau 9 Februari 1879 M di Maninjau. Wafat di Jakarta pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1364 H atau 3 Juni 1943 M. Beliau adalah ayah dari Buya HAMKA. Pada mulanya makam nya berada di Jakarta dan kemudian dipindahkan ke Maninjau. Di sisi makamnya dimakamkan adiknya yang bernama Syekh Yusuf Amarullah yang lahir pada tanggal 25 April 1889 dan wafat pada tanggal 19 oktober 1972.
Pada saat ini, komplek makam dilengkapi dengan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Inyiak Rasul.
Menurut cucu H. Abdul Karim Amarullah (Salma, 67), perpustakaan ini awalnya adalah rumah tempat Inyiak Rasul lahir dan dibesarkan. Disamping itu rumah ini juga merupakan tempat beliau bekerja dan menulis.
Di dalam perpustaakaan terdapat 2 buah lemari, yang berisi berbagai macam hasil karya Inyiak Dr. H. Abdul Karim Amarullah, satu set kursi tamu dan sebuah meja untuk buku tamu. Di depan perpustakaan terdapat komplek makam H. Abdulkarim Amarullah. Suasana yang tenang dan nyaman akan menyambut pengunjung ketika berada di tempat ini.
Pengadaan pustaka tersebut merupakan usaha bersama dari keluarga Buya HAMKA yang ada di kampung. Saat ini pengembangannya sudah mulai mendapatkan perhatian dari keluarga yang ada di rantau dan berbagai pihak, khususnya yang peduli terhadap ilmu pengetahuan umum, Agama dan Sastra.

MAKAM SYEKH AMARULLAH
Syekh amarullah dikenal juga sebagai Inyiak Kaluak atau Syekh Pariaman. Beliau adalah kakek dari Buya HAMKA. Kondisi makam beliau sampai sekarang masih terawat dengan baik dan di beri atap dengan ukuran 6 x 3m. Batu nisan makam berjumlah 2 buah yang berbentuk Pallus yang terbuat dari batu alam dengan ukuran yang berbeda