Terima Kasih sudah mengunjungi blog PARSA AGAM, kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya blog ini

Senin, 07 Maret 2011

KECAMATAN MATUR

AMBUN PAGI
Objek wisata ini terletak di Desa Padang Gelanggang sekitar 24 Km dari Kota Bukittinggi. Dari tempat ini dapat dinikmati keindahan Danau Maninjau. Panorama Embun pagi ini terletak diketinggian lebih kurang 1000 meter dari permukaan laut. Objek wisata ini telah dilengkapi dengan fasilitas hotel serta penjual-penjual souvenir seperti tas, tikar, topi, dan lain-lain.

PUNCAK LAWANG / XIII NAN BASA
Puncak Lawang dan XIII Nan Basa adalah 2 objek wisata yang berada di Puncak Bukit yang menghadap ke danau, yang terletak kira–kira 30 Km dari kota Bukittinggi. Objek wisata ini terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Dari sini anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang memukau dengan danau Maninjaunya yang eksotis. Puncak Lawang juga terkenal sebagai lokasi take-off paralayang terbaik di Asia Tenggara.
Setiap tahun, di sini digelar kompetisi paralayang yang diikuti oleh penerbang-penerbang lokal maupun mancanegara. Di Puncak Lawang anda pun bisa berjalan-jalan di perkebunan tebu menyaksikan proses pembuatan gula lawang yang masih sangat tradisional. Anda yang menyenangi petualangan bisa berjalan-jalan menuruni bukit menuju danau atau melewati hutan lindung ke arah Embun Pagi.

Rabu, 02 Maret 2011

TAMBUA PUPUIK BATANG PADI

Tambua Pupuik Batang Padi merupakan alat musik gendang tradisional Minang Kabau khusunya di Kabupaten Agam. Tambua Pupuik Batang Padi dimainkan oleh Minimal 10 (sepuluh) orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau.

Peralatan yang digunakan dalam Tambua Pupuik Batang Padi adalah :
1. Tambua minimal 7 (tujuh ) buah
Tambua terbuat dari tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 40 – 50 cm dengan garis tengah 35 – 45 cm. Untuk ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari kapsul kayu itu. Tabung itu ditutup dengan kulit kambing pada kedua sisi yang dikencangkan lilitan tali.
Dalam setiap permaianan, bila tambua berjumlah 7 buah , maka 4 buah tambu di pukul dengan nada dasar ( umpang – umpang ), dan 3 tambua di pukul untuk meningkah, bila tambua berjumlah 9 buah , maka 5 buah tambua di pukul dengan nada dasar ( umpang – umpang ), dan 4 tambua di pukul untuk meningkah.
Menurut pameo orang tua dulu, jumlah tambua tidak boleh genap melaikan ganjil.
2. Talempong 2 (dua ) pasang
adalah sebuah alat musik pukul khas suku bangsa Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

3. Kitak / Gadabiak 2 (dua) buah
Sejenis rapaih / rebana namun berbeda biasanya, bubutan kayu pada kitak serta ketebalan tabung agak lebih dibanding dengan rebana.

4. Pupuik Batang Padi
Alat tiup yang terbuat dari jerami yang dibuat khusus, untuk pelantang suara pupuik digunakan jalinan daun kelapa berbentuk kerucut ( seperti terompet ). Pupuik ini merupakan komando mulai dan selesai serta mengatur tempo permainan tambu untuk menciptakan permainan yang harmoni.

Tambua Pupuik Batang Padi biasa digunakan untuk Maharak Anak Daro / Marapulai pada prosesi adat perkawinan di Kabupaten Agam. Tambua ini tidak dimiliki oleh seluruh kecamatan yang ada di Kab. Agam. Cabang seni ini hanya dapat di Jumpai di Kecamatan Tanjung Raya, Matur dan Palembayan.